Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Template

Powered by Blogger

Minggu, 15 Maret 2009

Puisi Kesedihan

MENOLAK CINTA
Asap kepiluan beringsut saat sayup
Saat gesek ilalang masih becerita
Tentang kerisauannya pada alam
Kepak keseriusan elang mangayunkan
Beribu ketajaman selera dan nafsu
Kesempatan mendapat hatiku
Sudah tidak ada
Walaupun matamu meyakinkan
Betapa murninya cinta
Tapi keputusan telah menjadi karang
Yang sulit dihancurkan
Harapan kini menjadi puing kekecewaan
Maafkan atas kata, tindak, dan rasa
Aku tidak membuatmu membenciku
Aku hanya membuatmu sadar
Aku bukan orang yang akan dan pasti
Kau punya disini
Semoga kita dipersatukan saat matamu sudah
Tidak bias berkata cinta
Dan semoga kita tidak dipisahkan saaat alam
Berpisah dengan segala materi


PERGI
Aku tak tau harus pergi kemana
Disaat aku rasa
Semua menjauh dan membenciku
Aku hanya bias menyerah
Tapi aku belum kalah
Aku terjebak dalam permainan
Dan aku dipermainkan
Aku harus pergi
Jauh…ke luar sana
Entah sekarang, besok dan suatu hari nanti
Aku akan penuhi kepergiannku.



MENGENANGMU
Bulan, bintang, langit, dan dinding mereka kebisuan
Yang menyaksikan ikrar cinta kita.
Aku dan kamu tertunduk malu.
Aku lihat kamu, kamu lihat dinding
Rasanya lutut aku akan runtuh.
Dan tangan aku tertusuk dinginnya udara.
Ada satu hal di dada aku,
Yang tidak bisa dicerminkan melalui huruf
Perasaaan itu abadi hingga kini, untuk dikenang.


KEPERGIANMU
Darah ini tersumbat kekeringan cinta.
Tak berjalan mengiringi langkah kehidupan
Dia pergi bersama yang lain
Tinggalkan sepi dan sedih
Tertahan aku diujung rindu
Mengingatnya dan merindunya
Apa yang menjadi inginmu itu inginku
Lambaian tangan akan kulayangkan
Dan ahtiku akan berlari pada yang lain
Aku tak berharga bagi dirimu
Kini ku cari yang menghargaiku.

1 komentar:

A N D Y mengatakan...

puisinya bagus sobat..menggetarkan..

Posting Komentar